missfioree
Powered by Blogger.
  • Home
  • Kerja Sama
  • Buku
  • Tips

Mengadang Pusaran - Lian Gouw

Mengadang Pusaran adalah kisah kehidupan tiga wanita Tionghoa yang tinggal di Indonesia pada tahun 1930-1952. Ketiga wanita ini adalah Nanna, Carolien, dan Jenny. Cerita dimulai sejak masa pendudukan Belanda, masa penjajahan Jepang, hingga saat Indonesia menyatakan kemerdekaan.

Cerita dibuka dengan Carolien, anak perempuan Nanna, yang memutuskan untuk menikah dengan Po Han. Pernikahan Carolien tidak direstui karena latar belakang keluarga yang berbeda, tetapi dia tetap menikah dengan Po Han dan meninggalkan keluarga. Cerita terus belanjut hingga Carolien memiliki anak yang diberi nama Jenny. Lalu kenyataan hidup menyerang dan Carolien harus memilih antara membesarkan Jenny dengan bantuan keluarganya atau terluntang-lantung bersama Po Han yang berusaha mengejar mimpi menjadi juru potret.

Ulasan 

Ada tiga tokoh utama dalam novel ini. Nanna, sosok yang paling tua dalam keluarga besar para tokoh. Nanna adalah gambaran wanita Tionghoa yang masih sangat memegang adat dan budaya. Meski demikian, dia tetap menerima ketika anaknya tidak mengikuti keinginannya. Carolien adalah tokoh yang tumbuh ketika Belanda tengah berkuasa. Dia hidup dengan budaya Belanda menjadi bagian sehari-hari. Bagi Carolien, Belanda adalah kiblat kehidupan. Terakhir ada Jenny. Jenny besar ketika kekuasaan Belanda mulai lenyap. Dia mengalami masa kanak-kanak ketika Jepang berusaha menduduki wilayah Indonesia. Dia juga mengalami masa peralihan ketika Indonesia merdeka.

Ketiga tokoh utama dalam buku ini hidup dalam masa yang berbeda-beda sehingga memiliki kepribadian dan cara berpikir yang jelas berbeda. Dan penulis berhasil meramu kisah ketiganya dengan sangat padu dalam Mengadang Pusaran.

Pembaca juga akan disuguhi kilasan dan suasana sejarah seiring dengan berjalannya kisah di Mengadang Pusaran. Aku jadi tahu alasan yang membuat perasaan tidak suka terhadap keturunan Tionghoa secara lebih pribadi lewat buku ini. Sebelumnya aku sudah pernah membaca tentang alasan di balik ketidaksukaan ini, tetapi saat membacanya dalam bentuk cerita, menimbulkan perasaan berbeda.

Latar kisah di masa penjajahan ini juga membuatku harap-harap cemas dengan hal yang mungkin terjadi dengan keluarga para tokoh. Terlebih ketika Jepang datang dan muncul usaha-usaha perlawanan. Itu mengingatkanku akan berbagai buku fiksi sejarah lain yang aku baca kubaca dan tidak jarang berakhir menyedihkan. Syukurlah buku ini memiliki akhir yang melegakan. :D

Ketika membaca uraian di belakang sampul buku ini, aku pikir Mengadang Pusaran akan ditulis dengan alur maju-mundur. Namun, ternyata tidak. Kisah ketiga tokoh wanita ini ditulis dengan alur maju. Irama ceritanya sendiri terbilang cepat sehingga membuat pembaca sulit untuk berhenti begitu mulai membaca. Ditambah dengan gaya menulis yang terperinci dan terjemahan yang sangat lugas, novel fiksi sejarah ini sangatlah seru untuk dinikmati.

Aku salut dengan penerjemah buku ini yang berhasil menyuguhkan kisah Nanna, Carolien, dan Jenny dengan sangat baik. Aku nggak merasakan kalau buku ini terjemahan. Meski memang ada beberapa kata bahasa Indonesia yang asing di telinga, secara keseluruhan hawa yang kurasakan ketika membaca buku ini terasa sangat Indonesia.

Sayangnya, buku ini kurang menampilkan perasaan tokoh. Sepanjang membaca aku jadi berpikiran buruk ke tokoh-tokoh yang muncul, seperti ke Po Han dan Lam. Memang tidak terhindarkan sih ya karena tokoh utamanya lebih ke Carolien dan Jenny. Namun, kurangnya ungkapan perasaan mereka juga nggak jarang membuatku sedikit bingung dengan pasang-surut hubungan antar tokoh. Beberapa bagian juga terasa datar karena gejolak perasaan tokoh kurang terasa.

Terakhir, ada banyak hal yang bisa diambil dari Mengadang Pusaran. Mulai dari persoalan membesarkan anak, pasang-surut kehidupan menantu-mertua, keterkaitan antara budaya dan gaya hidup terkini, cuplikan sejarah Indonesia, hingga tentang cita-cita dan cinta. Satu kutipan yang paling aku suka justru disampaikan oleh Po Han, tokoh yang tidak begitu aku suka (meski demikian, dia punya perkembangan watak yang sangat baik sih pada akhirnya).

“Orang yang paling tepat untuk mengurus dirimu adalah dirimu sendiri.” (halaman 385)

 Selamat membaca!

Keterangan Buku
Judul: Mengadang Pusaran
Penulis: Lian Gouw
Penerjemah: Widjati Hartiningtyas
Penyunting: Flora Maharani
Perancang Sampul: Marius Santo
Penerbit: Kanisius
Tebal: 456 halaman
Terbit: 2020
ISBN: 978-979-21-6697-2
Harga: Rp 108.000
Gimana rasanya kalau hidupmu berubah cuma karena kejadian satu malam yang bahkan nggak kamu ingat?

Hidup Harper berubah sejak malam dia tidak sadarkan diri ditemukan tergeletak di tong sampah. Harper tidak ingat dengan jelas apa yang terjadi, yang jelas hidupnya tak sama lagi dan mungkin mati terasa lebih baik. Karena ke mana pun dia melangkah, semua orang tahu foto separuh bugilnya yang tersebar malam itu. Semua orang tahu bahwa Harper diperkosa.

Korban Kekerasan Seksual

Dari blurb kita semua sepertinya sudah tahu bahwa buku ini akan mengangkat kisah korban kekerasaan seksual. Lewat Harper, kita diajak menyelami kehidupan yang berubah begitu banyak karena satu kejadian. Pembaca akan menyaksikan Harper yang anggota debat dan murid berprestasi mulai berubah menjadi Harper yang antisosial. Pembaca juga akan menyaksikan Harper yang berjuang mengatasi mimpi-mimpi buruknya.
"Karena pada akhirnya, satu-satunya yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri hanyalah berdamai dengan apa yang terjadi dan melanjutkan hidup." (halaman 218)
Sepanjang membaca buku ini, aku bersyukur banget Harper punya keluarga, teman, dan pacar yang sangat suportif.⁣ Tentu saja nggak semuanya penuh bunga dan pelangi. Karena trauma Harper jelas bukan hal yang mudah dilupakan. Aku nggak bisa bilang paham perasaan Harper, tapi aku juga pernah mengalami pelecehan seksual, jadi ya, aku cukup paham perasaan jijik yang dirasakan Harper pada dirinya.⁣ Rasanya pengen peluk Harper karena aku nggak tahu harus ngapain ketika dia merasa hancur.
⁣
Aku salut banget dengan penulis. Karena aku merasa Harper karakter yang hidup. Dia bukan cuma tokoh 2D, tapi seperti benar-benar korban perkosaan yang berkisah ke pembaca. Termasuk soal stigma sosial soal korban pelecehan seksual yang victim blaming dan bobroknya keadilan.⁣

Aku suka banget cara Winna Efendi mengisahkan Harper yang perlahan berusaha mengatasi traumanya. Nggak instan, dan dia jelas kehilangan banyak hal dalam prosesnya. Tapi justru itu yang bikin kisah Harper believeable.⁣
"Buatku, bekas lika bukan sesuatu yang buruk. Mereka jadi bukti bahwa hal-hal buruk terjadi, tapi kita berhasil melakukannya." (halaman 105)
Novel yang sangat bagus dalam mengangkat kisah korban kekerasan seksual. Komplit banget yang dibahas.⁣

Tentang Persahabatan, Cinta, dan Keluarga

Seperti yang aku tulis di atas, aku bersyukur banget Harper nggak sendirian. Harper punya sahabat yang berusaha hadir untuknya, apalagi di hari pertama Harper memutuskan kembali ke sekolah. Rachel namanya. Mereka telah bersama sejak kecil dan dua sejoli andalan di tim debat. Dan aku suka bagaimana kejadian ini mengubah banyak hal dalam hubungan mereka. Rasanya relateable banget.

Harper juga punya pacar yang super perhatian, Adam. Mereka bertetangga dan mengenal sejak kecil juga. Dia sweet, penuh perhatian, berdedikasi, dan baik. Di beberapa sisi, aku merasa karakter Adam ini too good to be true. Kayaknya ini satu hal yang bikin aku susah naksir Adam. Menjelang konflik akhir pun aku pikir akan ada hal yang mencengangkan, tapi ini buku Winna Efendi dan seperti novel remaja karyanya yang lain, akhirnya tetap hangat.
"Kenapa kau lebih suka aku diam ketimbang berpendapat mengenai segalanya?"
"Karena itu berarti kita tak selalu memerlukan percakapan untuk menikmati keberadaan satu sama lain." (halaman 150)
Untungnya, kisah keluarga Harper ini nggak seindah Adam. Keluarga Harper pun punya masalah sendiri, terlebih malam penuh petaka itu bukan hanya mengubah hidup Harper, tapi juga hidup ayah dan adiknya.

Dengan gaya menulis yang khas Winna, pace cerita yang lambat, pilihan kata yang terasa lembut, dan detail-detail kecil, aku menikmati perjuangan Harper melalui traumanya. Lengkap dengann aspek keluarga yang selalu menimbulkan kehangatan, Scars and Other Beautiful Things merupakan kisah yang sangat wholesome.

Dan aku nggak nyangka akan disuguhi ending yang gitu, jadi kudos untuk penulis! Yang jelas aku lega banget sama akhir kisah Harper karena nggak bikin aku potek kayak buku-buku soal korban kekerasaan seksual lain.

Penutup

Satu hal yang aku sadari ketika menamatkan novel ini adalah sepertinya buku-buku harus mulai mencantumkan trigger warning (meski kalau itu twist cerita emang bisa bikin efek kejut berkurang, tapi maksudku ada hal-hal yang sangat sensitif buat beberapa pembaca jadi aku rasa hal ini perlu). Buku ini salah satunya.

Oya, aku baru tahu kalau buku ini terinspirasi dari kisah nyata, yaitu dari kisah Chanel Miller. Habis menamatkan, aku langsung cari tahu soal sumber inspirasi penulis dan kisahnya sukses bikin aku sedih dan terus juga lega. Semoga korban kekerasaan seksual lain bisa bangkit seperti Chanel Miller. Dan semoga kita bisa ambil bagian mengatasi masyarakat yang victim blaming.

Oya, buku ini udah tersedia di Gramedia DIgital. Aku pun baca di sana. Senang banget karena diunggahnya nggak begitu lama sejak PO. :D

Informasi Buku
Judul: Scars and Other Beautiful Things
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 296 halaman



Anna alias Ayanna Mollan jadi sebatang kara sejak kecelakaan naas menimpa keluarganya nyaris 10 tahun lalu. Ibu dan saudaranya meninggal dunia. Sedang sang ayah memang masih hidup, tapi jiwanya terjebak pada kecelakaan itu sehingga harus dirawat di rumah sakit jiwa.

Masa lalu ini membuat Anna menjadi pribadi yang getir dan tidak percaya pada cinta. Meski sepanjang hidupnya ada Nolan, pemuda yang sejak pertama mengenal Anna berkata bahwa dia mencintai Anna. Ataupun Joshua, dokter sang ayah yang selalu sabar menghadapi Anna. Sampai akhirnya seorang pria misterius bernama Danny muncul di toko bunga tempat kerja sambilan Anna.

Danny mengubah hidup Anna. Kemunculannya seperti menggerakkan hidup Anna yang 10 tahun lebih stagnan. Dan sejak itulah hidup Anna seperti kembali "bergerak".

Cetak Ulang Debut yang Mengesankan

Sebelum 2020, aku udah pernah dengar soal novel ini sejak pertama kali terbit pas masa Blue Stroberi. Seingatku lomba ini mengusung tema dark romance, entah kisahnya berakhir tidak bahagia atau ada hal kelam yang terjadi. Dan novel ini merupakan salah satu novel dari seri ini yang sering dibicarakan. Sayangnya, saat itu aku belum berkesempatan baca.

Sampai akhirnya novel ini cetak ulang di tahun 2020 dan harus aku akui bahwa kisah Anna ini memang layak mendapat segala sorotan ketika terbit,

Almost 10 Years Ago memang debut yang sangat bagus! Kisahnya solid, gaya berceritanya sangat baik, pilihan katanya indah, latar belakannya berhasil hidup, dan kisahnya sendiri memang sebagus itu.

Pembaca akan diajak untuk mengenal Anna, karena kisah ini ditulis dari sudut pandangnya. Pembaca akan diajak untuk merasakan betapa frustrasi Anna dengan kondisi ayahnya betapa marahnya dia dengan pelaku yang menyebabkan kecelakaan menimpa keluarganya, juga betapa kehadiran Danny mengubah rutinitas hidup Anna. Aku suka banget sama gaya nulisnya.

Oya, latar kisah Anna ini di London. Dan meski aku tahu ini ditulis oleh penulis Indonesia, gaya menulis Trini ini seperti terjemahan. Belum lagi penulis berhasil banget menghidupkan suasana "London" dalam kisah Anna. Salut!

Masa Lalu dan Masa Depan

Sepanjang buku, pembaca akan diajak mengenal Anna dan masa lalunya. Dia harus terus berganti identitas agar sang ayah yang dirawat di rumah sakit mengenalinya. Kecelakaan itu menghancurkan hidup Anna. Namun, dia masih percaya bahwa sang ayah akan bisa sembuh.
"Tapi kau juga tahu bahwa jika ada sesuatu yang mutlak mustahil itu adalah hasil dari tidak pernah mencoba." (halaman 16)
Untungnya Anna punya dua sahabat yang terus menemaninya, Ellie dan Nolan. Nolan sebenarnya sudah lama naksir Anna, sayangnya cintanya tidak berbalas. Namun, sejak awal Nolan muncul, sulit bagi pembaca untuk tidak naksir padanya. Baca saja kalimat yang aku kutip di bawah ini buat bukti:
"Hei, Cewek, kau sudah telanjur menghancurkan hatiku. Kau tidak bisa lagi mematahkan hati yang sudah hancur berkeping-keping." (halaman 47)
Gimana nggak simpati sama tokoh hopeless romantic gini coba? Dan sepanjang buku ini aku diajak untuk terus sebal sama berbagai keputusan Anna, terlebih dia dengan sadar sudah menyia-nyiakan Nolan.

Namun, semakin jauh pun aku semakin sadar bahwa hidup Anna memang terkurung dalam "masa lalu". Sampai Danny muncul dan mengajak Anna untuk keluar dari masa lalu itu. Terdengar akan berakhir bahagia ya? Tunggu dulu, kamu harus ingat bahwa ini buku seri Blue Stroberi. Jadi, ya, seperti hawa yang dibawa judul dan blurb di sampul belakang, novel ini bakal bikin nyesek.

Aku pribadi sangat menikmati kisah Anna yang ditulis Trini. Detail-detail soal London, karakter Nolan (yes aku sesayang itu sama Nolan), dan misteri soal Danny. Meski aku nggak begitu suka dengan akhir yang diberikan karena terasa drama, secara keseluruhan novel ini memuaskan!

Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh wardah | books & journal (@missfioree) pada 29 Jul 2020 jam 3:33 PDT


Penutup

Aku sangat-sangat merekomendasikan novel ini buatmu yang suka membaca novel romance yang bikin nyesek. Aku nggak tahu ya apakah versi cetul ini punya akhir yang beda apa nggak, cuma kalau buatku pribadi akhirnya cukup bahagia sehingga sedikit banyak kisah kelamnya ini ditutup dengan happy ending.

Yang jelas, kisah Anna sangat aku rekomendasikan untuk dibaca!

Informasi Buku
Judul: Almost 10 Years Ago
Penulis: Trini
Penerbit: Ice Cube
Terbit: April 2020

 

Zahra, tokoh utama dalam Kaleidoscope of Memories, selalu mimpi hal yang sama berulang kali. Dia selalu memimpikan pemakaman dengan anak kecil menangis. Sesuai dengan yang tertulis dalam blurb buku ini di sampul belakang.
⁣⁣
Blurb ini bikin aku penasaran banget dengan buku ini. Ada hawa-hawa misteri dan mungkin sesuatu yang sedikit magical (mimpi dan firasat) dari blurb. Kemungkinan besar novel ini bukan cuma cerita cinta remaja saja. Apa hubungannya pemakaman dan anak kecil ini?⁣⁣

Karya Debut dan Misteri Masa Lalu
⁣⁣
Untuk karya debut, Kaleidoscope of Memories ini sebuah karya yang cukup solid. Gaya menulisnya juga mengalir. Meski beberapa deskripsi bagiku terlalu detail sehingga acep cerita jadi lambat, overall tulisannya solid.⁣⁣
⁣⁣
Ceritanya sendiri fokus pada Zahra. Karena ditulis dengan sudut pandang orang pertama dari Zahra, pembaca akan sangat mengenal karakter Zahra ini.

Kisah dimulai ketika Zahra tengah mengantri, dia bertemu Alva. Pertemuan ini berujung pada pertemuan-pertemuan lain dan kedekatan yang terjalin di antara mereka. Hubungan Zahra-Alva ini mengambil trope enemy to lover, dan aku selalu tertarik baca buku dengan tema gini. Sayangnya, perselisihan keduanya berlangsung terlalu sebentar dan langsung masuk ke bagian keduanya saling tertarik.

Untungnya, di tengah cerita muncul sosok Yaska yang penuh misteri.⁣⁣ Lengkap dengan mimpi-mimpi yang kerap Zahra alami, aku jadi semakin penasaran sebenarnya kisah di balik semua ini apa? Aku cukup terpukau dengan konsistensi penulis membuat pembaca penasaran dengan segala misteri yang ada. Lebih lagi ternyata ketika semua terbongkar, penulis memberikan twist yang nggak pernah terpikirkan. Just wow!

Meski sebenarnya aku kurang puas dengan konklusi soal mimpi Zahra (habis ini yang bikin aku penasaran setengah mati sedari awal), akhirnya bikin aku kaget dua kali. Jadi, secara keseluruhan aku cukup puas. ðŸ‘Œ⁣⁣

Untuk porsi cerita romance-nya sendiri pas. Nggak cuma fokus pada kisah cinta Zahra dan Alva, ada juga kisah persahabatan dan keluarga dalam novel ini.
"Yang jalanin hubungan ini tuh ada dua orang. Bukan cuma kamu sendiri. Kalau ada apa-apa, kita bicarain berdua, terus cari jalan keluarganya sama-sama." (h. 196)⁣⁣
Aku rekomendasikan novel ini buatmu yang suka kisah romance dengan sentuhan misteri dan konflik seputar keluarga. Apalagi kalau kamu suka ending yang dipenuhi twist. Cocok banget baca novel ini.

Informasi Buku
Judul:
Kaleidoscope of Memories
Penulis: Adhan Akram
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Tebal: 337 halaman
Terbit: Oktober 2019


cinta di antara kita yang tak pandai bicara review

Cinta di Antara Kita yang Tak Pandai Bicara - Eru Wilanda ― Buku ini berkisah soal tokoh aku dan kamu tanpa nama yang saling mencintai. Lalu suatu ketika jarak dipaksa hadir dalam kisah cinta mereka.
Suatu hubungan seperti sebutir bibit yang telah ditanam dalam-dalam. Akan hidup dan tumbuh, jika dirawat dengan baik, jika dijaga dengan baik. (halaman 37)
Jarak dalam Cinta

Buku ini ditulis dengan diksi yang puitis. Pada awal membuka buku ini, aku menemukan label "Kumpulan Cerita" di belakang. Aku pikir Cinta di Antara KIta yang Tak Pandai Bicara berwujud cerita-cerita pendek yang terpisah. Namun, ketika aku iseng mulai membaca secara acak di awal, aku sadar bahwa ternyata prosa-prosa pendek ini berkelanjutan. Setiap prosa memang bisa dibaca sendiri, tetapi semuanya adalah kesatuan kisah tokoh aku.

Cerita diawali dengan rencana kepindahan keluarga tokoh aku. Meski awalnya dia bisa bertahan di tempat lama (karena dia tengah menjalin hubungan dengan tokoh kamu), keadaan memaksanya menjalin hubungan jarak jauh.

Sejujurnya ini kisah LDR yang biasa. Namun, buku ini tersaji dalam bentuk prosa dengan diksi yang indah. Tidak semuanya terceritakan secara gamblang dan pembaca akan diajak berkelana dalam benak tokoh aku lewat kalimat dan kata-kata yang puitis. Pembaca akan diajak menyelami kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan, dan berbagai perasaan karakter aku.
Di antara banyak pelajaran yang bisa kita ambil di dalam kehidupan, sebagian besar adalah karena pernah merasakan jatuh cinta. (halaman 171)
Secara keseluruhan, aku menikmati buku tipis ini. Kisahnya cukup sederhana, tetapi berhasil membuat kita tersesat dalam perasaan tokoh utama. Meski akhir kisahnya sedikit banyak bikin baper (dan menurutku terlalu berlarut-larut gelisahnya), aku cukup puas dengan cara penulis menutup kisah di buku ini.

Buku ini aku rekomendasikan untukmu yang menikmati kisah romantis dalam balutan kalimat yang puitis.

Informasi Buku
Judul: Cinta di Antara Kita yang Tak Pandai Bicara
Penulis: Eru Wilanda
Tebal: 180 halaman
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 978-979-780-956-0

GIVEAWAY

Ada satu eksemplar Cinta di Antara Kita yang Tak Pandai Bicara untukmu dari Penerbit Gagas Media. Cek post di bawah ini untuk ikut serta ya.

Bone - Mijin Jung

Bone - Mijin Jung ― Belakangan ini, aku nggak baca apa-apa. Rasanya nggak ada bacaan yang bikin aku bisa duduk diam lama dan tahan. Sampai sebulan terlewati. Lalu aku ingat kalau nggak coba baca lagi, aku nggak akan tahu kapan reading slump ini berakhir, maka aku mengambil novel ini dan mencoba membacanya.

Ternyata aku justru menghabiskannya dalam 2x duduk. Aku mulai membacanya kemarin malam, lalu aku jeda istirahat dan berhasil menyelesaikannya tadi siang. Benar kan? Kalau aku tetap diam dan nggak mencoba membaca, aku mungkin masih berada dalam slump.

Kisah Misteri Romantis

Sejak awal aku sudah tahu kalau Bone merupakan novel romantis, jadi aku nggak berekspektasi tinggi soal misteri dan ketegangan dalam novel ini. Namun, buku ini justru dibuka dengan bikin aku deg-degan. Bukan, bukan soal paket ancaman yang diterima Junwon, tapi soal kakek tetangga Junwon. Membaca bagian awal itu membuatku memikirkan banyak hal, soal kehidupan, kesendirian, dan kematian.

Lebih lagi novel ini punya aura yang suram. Tokoh Junwon sebagai pencerita "aku" membuat Bone terasa semakin kelabu. Junwon ini suka melihat hal-hal detail, terus pikirannya kadang berkelana, dan terasa getir. Gaya bahasanya sebenarnya lugas dan diksinya nggak sulit, cuma kombinasi cerita, alur, detail-detail, dan karakternya bikin Bone terasa menakutkan tapi anehnya indah. Belum lagi ditambah dengan foto-foto estetiknya.

Oya, perlu diketahui, foto-foto di novel ini dicetak berwarna ya. Bagus banget sumpah jadi puas banget pas baca dan lihat. Aku senang banget saat tahu isinya berwarna karena jadi semakin kelihatan efek dramatis dari kisah Junwon dan Hajin ini.

Nah, sebelumnya aku ulangi ya kalau ini kisah romantis. Jadi, selepas menemukan paket ancaman, pembaca akan diajak berkelana mundur pada ingatan Junwon, pada kisah pertemuanya dengan Hajin, dan bagaimana keduanya mulai dekat. Benar, tipikal kisah romantis lainnya gitu. Akan tetapi, karakter Hajin ini misterius banget. Belum lagi cerita dikisahkan dari sudut Junwon, jadi yang terlihat ya hanya dari satu sisi.

Ada salah satu bagian ketika mereka mulai dekat yang aku suka. Yaitu ketika Junwon belajar 'menunggu' dari Hajin. Berlawanan dengan kebanyakan orang, Hajin ini hidup tanpa ponsel. Dia tidak bisa dihubungi dengan mudah seperti manusia zaman kini. Ketika membaca bagian menunggu ini, aku jadi diajak untuk merenungi soal kebisingan dunia dan kecepatan informasi memang sering bikin diriku sendiri kehilangan.
Di dunia tempat orang-orang tidak suka menungggu, bagi kami menunggu adalah suatu kenikmatan. (h. 163)
Soal Kehilangan

Aku juga merasakan kehilangan Junwon ketika tahu-tahu Hajin menghilang dari hidupnya. Penulis berhasil menceritakan dengan baik emosi Junwon sehingga ketika membaca aku ikut merasakan kesedihannya. Lebih lagi, Junwon ini malang sekali nasibnya sejak kecil. :')

Di awal cerita, siapa pelaku penculikan Hajin itu yang bikin aku penasaran untuk terus membaca. Namun, semakin jauh membaca, aku semakin menyelami pikiran Junwon dan ikut merasa waswas dengan nasib Hajin dan masa depan Junwon. Sejujurnya akhir buku ini lumayan tertebak, tapi yang bikin aku khawatir itu apakah Junwon akan hancur nantinya? Dua tahun lalu dia sudah menderita dan mengabaikan hidupnya ketika Hajin hilang, apakah sekarang dia juga akan begitu?

Aku punya banyak ketakutan. Lebih lagi ketika Junwon berhalusinasi soal masa lalunya. Emosiku ikut diajak naik-turun bersama dengan Junwon. Aku pribadi nggak bisa membayangkan gimana rasanya selepas berhasil move on dari mantan, dua tahun kemudian kamu menemukan surat ancaman penculikan soal dirinya.

Itu sebabnya ketika membaca akhir novel ini, aku merasa puas dengan konklusi yang diberikan. Paling tidak, Junwon tetap melaju besama mimpinya.

Penutup

Membaca Bone ini mengingatkanku pada Tokyo dan Perayaan Kesedihan dengan cara yang aneh, Keduaanya sama-sama suram dan bikin aku takut dengan nasib tokoh utamanya menjelang akhir. Untunglah Bone ditutup dengan jelas sehingga aku nggak perlu terkatung-katung memikirkan nasib Junwon. Kalau sampai akhir cerita Bone ini open ending, aku rasa aku bisa sedih.

Secara keseluruhan, aku sangat menikmati Bone. Novel ini punya kisah romantis yang klasik, tapi sentuhan misteri dan ketegangannya bikin aku terkesan. Ditambah lagi gaya bercerita dan foto-fotonya melengkapi banget. Aku rekomendasikan kalau kamu mencari buku romantis dengan suasana yang berbeda.

Selamat membaca!

Informasi Buku
Judul: Bone
Penulis: Mijin Jung
Penerbit: Haru
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 300 Halaman
ISBN: 978-623-7351-28-3
Older Posts Home

Wardah


Penikmat es krim dan pecandu kebahagiaan. Senang menyusun buku berdasar warna, mengumpulkan kertas-kertas bekas, dan menatap langit-langit kamar. Sejak kecil bercita-cita menjadi penulis fantasi, yang sayangnya belum kesampaian.

Kenal Lebih Dekat

Anggota

Anggota
BBI 1502274

Kategori

  • Buku 96
  • Freebies 2
  • Giveaway 11
  • Journal 3
  • Tips 8

Copyright © 2016 missfioree. Created by OddThemes & Free Wordpress Themes 2018